Kamis, 01 Maret 2012

Profil Negara Kamboja


NEGARA KAMBOJA

Nama resmi                : Kingdom of Cambodia
Bentuk Negara             : Kerajaan Konstitusional
Ibukota                        : Phnom Penh
Tahun Merdeka           :195
Kepala Negara             : Raja Norodom Sihamoni
Kepala Pemerintahan              : PM Hun Sen
Luas Wilayah               : 181.035 sq km
Iklim                            : Tropis
Agama                         : Budha
Bahasa Nasional         : Khmer
Lagu Nasional                         : Nokor Reakh
Hari Nasional              : 9 November
Pembagian wilayah    : Kamboja dibagi menjadi 20 Provinsi & 4 Kota praja. Daerah Kamboja kemudian dibagi menjadi Distrik, komunion . distrik besar,dan kepulauan.

LETAK ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS
Negara kamboja terletak antara 10 LU- 14LU dan 102,5 BT- 107,5 BT. Dengan Luas sekitar 181,035 Km2.

BENTANG ALAM
Kamboja berbatasan dengan Thailand di sebelah barat, Laos di utara, Vietnam di timur, dan Teluk Thailand di selatan. Sungai Mekong dan Danau Tonle Sap melintasi negara ini.
KONDISI IKLIM
Wikayah kamboja beriklim tropis, bulan November-Mei merupakan musim kemarau. Musim hujan berlangsung dari bulan Mei-Oktober. Suhu udara berkisar antara 20- 36. Musim hujan sangat diperlukan untuk budidaya tanaman padi. Pada saat musim hujan, Danau Tonle Sap yang merupakan danau terbesar dikamboja meluas hingga sekitar 8 kali ukuran saat musim kemarau.

GEOGRAFI
Kamboja mempunyai area seluas 181.035 km2. Kenampakan geografis yang menarik di Kamboja ialah adanya dataran lacustrine yang terbentuk akibat banjir di Tonle Sap. Gunung tertinggi di Kamboja adalah Gunung Phnom Aoral yang berketinggian sekitar 1.813 mdpl.
EKONOMI
      Agrikultur menjadi andalan utama kehidupan ekonomi masyarakat Kamboja terutama bagi masyarakat desa, selain itu bidang pariwisata dan Tekstil juga menjadi bidang andalan dalam perekonomian di Kamboja.
      Perlambatan ekonomi pernah terjadi pada masa Krisis Finansial ASIA. Investasi asing dan turisme turun dengan sangat drastis, kekacauan ekonomi mendorong terjadinya kekerasan dan kerusuhan di Kamboja.
POLITIK
Berdasarkan konstitusi 1993, Kamboja adalah negara kerajaan yang menganut sistem demokrasi liberal, pluralisme dan ekonomi pasar. Raja Kamboja menjabat
Kepala Negara menjabat sebagai Kepala Negara, tetapi tidak memerintah. Pemerintahan dipimpin oleh Perdana Menteri dengan dibantu oleh para menteri yang tergabung dalam Dewan Menteri .
PENDUDUK
Pertumbuhan penduduk alami dinegara ini  sekitar 1,7%. Sebagian penduduknya merupakan suku bangsa Khmer 90%, terdapat pula suku bangsa cina 1%., vietnam 5%. Dan lainnya 4%.

Naskah drama


SIAL
Karya Andro

Para pelaku:
·         Azka
·         Boby
·         Elin
·         Pak gil
·         Teman-teman kelas
·         Anak kecil
·         Ibu azka

Azka tersenyum melihat keindahan pagi, ia merasa pagi ini lain dari biasanya. Lebih sejuk, lebih cerah, lebih menyegarkan.

Azka     : (sok puitis) Ah, masih jam 6, masih bisa santai menikmati pagi yang menakjubkan ini..

            Tak terasa Azka sampai disekolah, suasana sepi dan tenang.

Azka     : (Bangga) Wooow.. ini hari gua orang yang pertama sampai kekelas.

Azka tidak menyadari, suasana sepi bukan karena jam sekolah belum dimulai. Justru pelajaran pertama dikelasnya, yang memang berada paling muka, sudah dimulai setengah jam yang lalu.

Azka     :(ia mencoba menghindar ingin keluar lagi) Eittttzzzz…
Teman-teman kelas:(cekikikan) Ha..ha..ha..
Azka     :( terkejut) Oh my GOD! Jam gua mati
Pak Gil : Heh!(setengah membentak)  Kesini kamu. Jam berapa sekarang?
Azka     : (melihat jamnya) Baru jam 6 pak….
Pak Gil : anak-anak,, sekarang jam berapa?
Teman-teman kelas: Jam 8 paaak….
Pak Gil : Jam 6 ditambah jam 8 sama dengan?
Azka     : Jam 14 pak..
Pak Gil : Push Up 14 kali!!

            Setelah Push Up ia langsung menuju tempat duduknya, tapi…

Pak Gil : eh..eh.. stop! Kamu duduk dekat Elin..
Azka     : (menuju bangku kosong disamping Elin)

Bagi pak Gil ini adalah hukuman, tapi lain bagi azka, ia langsung Suprize diperintahkan duduk dekat elin. Gadis cakep, pintar, tajir, incaran anak-anak kelas 3.

Azka     : Hmmm… pagi lin, geser dikit dong..

            Saat bel istirahat berbunyi, azka memberanikan diri mendekati elin.

Azka     : Pak Gil kok jadi baik gitu ya lin?
Elin      :(heran)  kok baik? Bukannya kamu tadi dihukum Push Up ya..?
Azka     : Itu dia bukti kalau pak Gil jadi baik, kayaknya dia tau, kalau akhir-akhir ini tanganku sering pegal. Liat tu, gara-gara Push Up tanganku jadi gag pegal lagi. ( menjulurkan tangan)
Tapi itu belum seberapa lin, dudk dekat kamu ituloh! Itu adalah kebaikan pak gil yang tak ada duanya. Kayaknya aku duduk ditumpukan bunga yang lembut dan harum sekali (senyum)
Elin      : Tau gag kayak apa tampang Lu ketika ngeluarin gombalan itu??
Azka     : (menggeleng) nggaaak..
Elin      : Kayak sinchan yang ga nyambung diajak ngobrol sama mamanya!(tertawa)

Setelah kejadian itu, banyak siswa yang mendekati azka, ada yang mengucapkan selamat tidak karuan. Ada yang sok akrab, bahkan ada yang tertawa didepan azka tanpa pamrih. Tapi.. lain dengan boby yang mendekati azka dengan misi tertentu.

Boby    : Az, nanti kan malam minggu, Gua temenin lu ngapel kerumah elin ya? (senyum).
Azka     : wah itu palnning yang bagus, tumben lu berbaik hati mau nemenin gua?
Boby    : Yeahh.. malam minggukan sayang kalau disia-siakan.
Azka     : oke deh… jam berapa?
Boby    : sehabis isya yaah…
Azka     : oke..!
Boby    : tapi, pinjem duit dong!( manyun, samabil pura-pura berbaik hati membersihkan dagu azka)
Azka     : (kaget) Lho! Kok jadi beda pembahasan? Duit yang kemarin hadiah kerupuk top ten mana?
Boby    : Aaaaah.. itu sih Cuma gopek! Semenit abis, please dech!
Azka     : (ngeluarin dompet) lu mau pinjem berapa?
Boby    :Dua puluh ribu aja..
Azka     : (menyodorkan uang) Nihh!. Ngembaliinnya gag pake telat ya? Dan inget janji lu tadi.
Boby    : oke bos yang ganteng, yang cakep, yang manis. (senang)

Malamnya mereka berangkat kerumah Elin naik angkot, sampai digerbang rumah elin mereka menghadapi rintangan yang dahsyat. Mereka dikejar anjing penjaga rumah elin.

Boby    : Eliiiiiiiinnn…… Anjiiiing!! (teriak)
Elin      : (kaget)siapa sih yang berani manggil aku Anjing??

Perkiraan elin semua tadi adalah hinaan, tapi ia langsung cekikikan melihat dua temannya main kejar-kejaran sama Dixie anjingnya.

Azka     : Eliiiin tolong!

            Tak lamapun mereka diselamatkan.

Elin      : Menyenangkan ya, kejar-kejaran ama anjing gua?
Azka     : Aduuuuh.. nyerah deh gua dateng kesini.
Bony    : Lin, I am coming here not for playing with your dog. But,, gua ingin nawarin suatu kehidupan baru (ngeluarin sebuah novel dari tasnya).

            Spontan Elin dan Azka bengong..

Boby    : Elin suka baca novel kan? Gua punya buku bagus buat lu, nggak mahal sih, Cuma 20.000 nih..
Azka     : (kesal) Sialan, lu dateng kesini untuk promosi novel ya! Bukannya….
Boby    : (nyengir) yang itu tetep.
Elin      : Gua udah baca novel yang lo bawa..

            Mendengar itu boby mejadi lemes, dan mencari alasan lainnya.

Boby    : Isinya bagus, cocok untuk hadiah ulang tahun adik Lo..
Elin      : Ha..ha..ha.. emangnya adik gua udah bisa baca novel? Diakan masih bayi, hadiahin aja buat gua yang ulangtahun seminggu lagi,
Boby    : (kehabisan alasan) Aduuuuhh..

            Azk a tersenyum melihat temennya tambah bingung.

Boby    : (berbisik dengan azka) kalau gitu kita cabut yok!
Azka     : eh.. tunggu dulu! Kita kesinikan bukan buat jualan.

            Tiba-tiba elin teringat kalau malam ini ia harus kerumah neneknya.

Elin      : Aduuuh.. sorry ya temen-temen, malam ini gua ada janji kerumah nenek. Jadi gua gag bisa temenin kalian ngobrol. Kalian ditemani mbok Uswah pembantu gua aja ya? ( beranjak menuju kamarnya).
Azka     : Benar-benar hari sial! Daripada kesialan ini berlanjut, mendingan Cabut, tidur.

            Ditengah perjalanan azka tercekat, ia mengadah kelangit hitam.

Azka     : Hujan,,, SIAL!

Sampai dirumah, azka langsung tertidur lelap dengan senyum buatan tersinggung dibibirnya. Ibu azka yang melongok kekamarnya tersenyum juga.

Ibu azka           : Pastilah ini hari yang menyenangkan buat anakku.

Sedangkan boby bolak-balik dirumahnya, jiwa pedagangnya makin tertantang menemuka jalan bagaimana agar novelnya bisa laku. Dan akhirnya tertidur juga seteleh menemukan solusi selanjutnya.
Pagi harinya dia berangkat kesekolah sambil memikirkan angan-angan tentang novelnya.

Boby    : pokoknya aku harus bisa, ,,mempromosikan novel ini, aku akan melobi guru bahasa indonesia agar ia mau menganjurkan anak-anak mau membeli novel dariku. Alasanya kan jelas, membaca novel akan meningkatkan  wawasan murid terhadap sastra.

            Namun sesampainya digerbang sekolah, boby tertegun melihat gerbang sekolah yang terkunci rapat. Sesaat ia bingung, tapi tau jawabannya.

Boby    : (setengah teriak) sial…! Hari ini kan hari minggu!!!

            Kebetulan seorang anak kecil lewat didepannya, ia kaget dan heran memperhatikan boby.

Boby    : Apan lo liat-liat! Mau gua makan(kesal)

            Anak kecil itu lari ketakutan dan berteriak lebih histeris dari suara boby.

Anak kecil : Tolooooong! Ada orang gila mau sekolah..
Boby    : SIALLLLLLL!!!!.. kehidupanku memang gag pernah mulus. Selalu ada aja yang gag beres.

Dirumahnya, boby duduk sendirian diruang tamu, termenung ,menghayalkan nasibnya yang tak kunjung pulih…..


CERPEN


K A D O
Oleh Nirmala Inka PA
“Selamat ulang tahun vi!”
Vivi meringis. Minggu pagi ini memang hari ulang tahunnya. Beberapa temannya sudah mengucapkan selamat lewat telepon ataupun sms. Juga todongan traktiran yang menyusul kemudian.
          Tadinya ia pikir ratih lupa hari bersejarahnya ini. Vivi memang tidak mengadakan pesta. Uang tabungannya sudah ia bongkar 3 bulan lalu untuk ia sumbangkan pada saudara setanah air di Aceh dan Sumut Yang dilanda musibah gempa tsunami itu. Simpanan terakhir pun ia bongkar ketika terjadi musibah lagi di Nias.
          Nyatanya, ratih masih mengingatnya.
          “selamat ulang tahun, semoga panjang umur,” Ratih menyodorkan bungkusan berkover kertas kado warna-warni pelangi. “ini kado untukmu, semoga kamu menyukainya”.
          Vivi menerimanya dengan haru, kado pertama yang diterima dihari ultah keenambelasnya ini. Gadis manis berlesung pipit itu membukanya, kemudian mengeluarkan isinya yang ternyata berupa sebuah kaos berwarna merah. Lalu ia membentangkanya sambil mencermati kado pemberian ratih itu.
          Ada gambar kartun besar tercetak timbul. Bahan kaosnya tidak begitu bagus. Lagi pula, merek yang tercetak dibagian atas punggung itu bukan merek terkenal. Hanya menyerupai sebuah merek terkenal yang menjadi favoritnya. Merek tiruan yang jelas tidak bisa dipertanggung jawabkan kualitasnya.
          Ekspresi muka vivi berubah
          “Jelek ya?” kata ratih menyadari perubahan raut sahabatnya itu. Vivi menggeleng gugup.
          “Eh…enggak, nggak. Bagus kok, makasih ya?” ujarnya sembari mengulas senyum. Kaos pemberian ratih itu ia lipat kembali. Tapi sungguh, vivi tak bisa membayangkan bagaimana jeleknya kaos itu membungkus tubuhnya.
          Maski di depan ratih ia pura-pura menyukainya, namun malamnya gadis itu berpikir keras mau diapakan kado pemberian ratih itu. Kalau Cuma disimpan, bagaimana kalau sahabatnya itu menanyakan kenapa ia tak pernah memakainya?
          Masalahnya, ia memang tidak menyukai kaos yang menurutnya norak itu. Sementara mata ratih berbinar ketika memberinya kado seolah ia telah memberikan sesuatu yang hebat untuk ultah sahabatnya.
Ketika malam harinya, rara sepupu vivi main kerumah. Timbul ide untuk memberikan kaos itu padanya. Ia pikir, rara pasti senang dengan pemberiannya. Anak pamannya itu memang menerimanya dengan senang hati,
Kemudian keesokan harinya, vivi mengarang cerita untuk ratih.
          “Semalam rara, sepupuku datang, dia minta traktiran ulang tahun karena biasanya memang begitu. Tapi kamu tau sendiri kan? Aku lagi bokek. Terus dia melihat kaos dari kamu itu dan diminta. Yah…. Meski berat, aku kasihkan juga. Soalnya aku gag tega. Dia jarang-jarang beli baju, “ceritanya,
“Kamu gag marah kan tih?”
Ratih mengangguk dengan senyum tulus,”nggak..nggak papa kok..”.
“tapi bener aku makasih banget atas perhatian kamu” tambah vivi dengan kelegaan.
“ kamu tuh vi, kayak aku siapa aja. Nggak usah berlebihan deh makasihnya, aku bisa ngasih sesuatu di ultahmu juga sudah menjadi kebahagiaan tersendiri.”
Memang selama ini ratih tidak pernah memberinya kado. Vivi sendiri tidak menuntut sahabatnya itu memberi kado diultahnya. Ia paham benar bagaimana kondisi keuangan keluarga ratih. Ayahnya Cuma seorang pegawai negeri golongan rendah. Ibunya hanya beberapa kali seminggu menjadi buruh cuci dirumah tetangganya yang kaya.
Vivi telah lega karena ia tak harus memakai kaos yang tak disukainya itu tanpa perlu membuat ratih sakit hati..!
          Ratih baru saja mengantar ayu beli buku. Kemudian ayu mentraktirnya dikafe depan deretan toko dikomplek plasa nusa indah ini. Ia tengah meneguk jus alpokat. Ketika ia mendengar suara dari belakangnya….
          “Nih.. kaos yang kemarin dikasih sepupuku itu, sebenernya aku gag suka, tapi, gimana lagi. Nggak enak kalau nolak. Nanti dikiranya aku sok gimnaaa gitu.. tau sendiri kan? Pakdhe ku yang selama ini membantu keuangan keluargaku.”
          “Sepupumu si vivi itu?”
          “He’eh..”
Ratih menoleh, dimeja belakangnya, tiga orang gadis yang baru saja masuk dan duduk membelakanginya. Ia mengenali salh seorangnya sebagai sepupu vivi yang bernama rara meski baru beberapa kali bertemu.
          “Jelek begini, mana gambarnya norak lagi, Eh.. merek bajakan juga..”
Komentar teman rara.
          “Masak anak orng kaya belinya merek bajakan sih? Teman satunya menimpali.
          “Katanya ini kado dari sahabatnya,” jelas rara. “Dia sengaja ngasihkan ke aku bier punya alasan kenapa gag mau memakainya.”
          “Norak bener selara sahabat sepupumu itu .”
Telinga ratih memerah.
          “Paling juga sekali dua kali aku pakai biar vivi lihat, terus aku museumkan.”
Ratih menandaskan minumannya cepat-cepat. Dadanya berdentum tak menentu. Ada luapan magma yang hendak membuncah yang sedapat mungkin ia tahan.Ayu tak tahu apa yang terjadi, ia tak bertanya apapun ketika ratih mengajaknya segera pulang. Di rumahnya, ratih langsung masuk kamar. Ia menangis diam-diam. Dadanya terasa sakit. Ia merasa telah dibohongi oleh sahabatnya sendiri. Ternyata rara tidak meminta kaos itu, vivi sengaja membuangnya karena gadis itu tak suka dengan kado pemberiannya.!
Ratih sakit hati, ketika esok harinya bertemu vivi, gadis itu hanya diam. Bahkan ketika vivi mencandainya seperti biasa, ratih memasang tampang dingin. Ia bener-benar tak bisa menerima perlakuan vivi.
          Awalnya vivi tak paham dengan tingkah aneh gadis itu, biasanya ratih tetap riang meski sedang datang bulan. Vivi tahu jadwal menstruasi sahabatnya itu. Baru setelah beberapa hari, sikap ratih tetap dingin padanya. Gadis itu berusaha mencari tahu apa yang salah.
          “Malsalah kado, begitu cerita ratih” lapor ayu yang memang diminta tolong vivi untuk mencari tahu karena ratih benar-benar tak mau bicara lagi padanya. Vivi tercengung. Ia ingat kado dari ratih diultahnya tempo hari.
          “Katanya, kamu tak menghargai pemberiannya.”
Vivi memandang ayu, “Kaos itu…..?”
“Jelek kan..?”
Vivi bergeming, “D iminta sepupuku…”
Ayu menggeleng. “ rara gag minta, dia juga gag suka memakai kaos itu yang katanya jelek lah.. norak lah.. bajakan lah..”
Mata vivi menyambar, “ Ratih tahu kalau….”
“Tahu, kebetulan pas rara membicarakan kaos itu bareng temen-temennya, kami berada dikafe yang sama, bahkan dimeja yang berdekatan.” Vivi diam, rasa bersalah mendera batinnya. Vivi tahu mira pasti telah berusaha menyisihkan uang sakunya untuk membelikan kado itu. Sahabatnya itu pasti juga telah berusaha memilih yng terbaik yang bisa dibelinya. Dan pilihan warna merah. Bukankah itu warna kesukaannya? Dan ratih mengingatnya.
Lagi pula ketika teman-temanya yang lain hanya mengucapkan selamat ultah dan diekori dengan todongan permintaan traktiran, ratih sama sekali tidak meminta apapun, bahkan memberinya kado!
          “aku mesti bagaimana yul..?”
Ratih melangkah memasuki ruang kelas dengan kepala menunduk agar tidak bertatapan dengan mata vivi. Sudah beberapa hari ini ia pindah duduk disebelah ayu yang biasanya duduk sendirian sejak kepindahan teman duduknya sebulan yang lalu. Ketika hendak memasukkan tas bahunya kelaci, ia merasa sesuatu menahannya. Gadis itu menarik kembali tas bahunya dan memeriksa laci mejanya. Tangannya terulur, menemukan sebuah kotak kardus. Ada selembar kertas menempel diatasnya.
          Tak ada momen bersejarah hari ini
          Tapi setiap hari adalah bersejarah bersamamu
          Karena persahabatan kita membuat tiap hari istimewa
          Maukah memaafkanku?
Ratih membuka tutup kotak. Menemukan foto vivi dengan tampang yang dibuat sejelek mungkin. Sama jeleknya kaos merah bergambar kartun besar brtulisan Anak Gaul itu. Ia tak bisa menahan senyumnya, Gadis itu mengangkat muka. Menemukan perbuatan vivi yang menyadarkannya bahwa disisi lain kesalahan sahabatnya, ia banyak memberi arti dalam kehidupan ratih.
          Ah, sebenarnya ratih juga sudah kangen becanda dengan vivi lagi..
NB:
Sorry buat vivi,rara,ratih,dan ayu…
Namanya aku pinjam dulu untuk cerpen ini..hehe:D